Jakarta - Good Friday merupakan salah satu hari suci umat Kristiani di seluruh dunia. Hari ini menandai penyaliban dan wafatnya Yesus Kristus, sebuah peristiwa penting dalam ajaran Kristen yang melambangkan pengorbanan dan penebusan dosa umat manusia.

Banyak orang mungkin pernah mendengar istilah “Jumat Agung,” tetapi belum memahami sepenuhnya makna di balik hari suci ini. Apa itu Jumat Agung? Jumat Agung adalah hari penting dalam tradisi Kristen yang diperingati untuk mengenang wafatnya Yesus Kristus di kayu salib. Momen ini menjadi bagian penting dari rangkaian Pekan Suci yang berakhir pada Hari Paskah.

Arti Jumat Agung Bagi Umat Kristen

Kenapa Disebut "Jumat Agung"?

Kata “Agung” dalam istilah ini bukan tanpa alasan. Meskipun hari ini memperingati kematian Yesus, umat Kristen menyebutnya “agung” karena melalui kematian-Nya, diyakini ada penggenapan rencana keselamatan bagi umat manusia. Jadi, meski sedih, hari ini juga membawa pesan pengharapan.

Hari Berkabung yang Sarat Makna

Umat Kristen biasanya merayakan Jumat Agung dengan doa, puasa, dan ibadah khusus. Tidak ada suasana pesta. Gereja-gereja dihiasi dengan warna hitam atau ungu gelap sebagai simbol duka dan perenungan.

Sejarah Peringatan Jumat Agung

Bermula dari Abad Pertama

Tradisi Jumat Agung dimulai sejak abad pertama ketika umat Kristen mula-mula mengenang hari kematian Yesus Kristus. Seiring waktu, Gereja menetapkan Jumat sebelum Hari Paskah sebagai waktu khusus untuk memperingati penyaliban dan kematian Sang Juruselamat.

 Dirayakan Secara Global

Jumat Agung diperingati oleh gereja-gereja di seluruh dunia, baik Katolik, Protestan, maupun Ortodoks, meskipun dengan perbedaan tata cara ibadah. Di beberapa negara, hari ini bahkan ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Tradisi dan Ibadah Saat Jumat Agung

Upacara Khusus di Gereja

Ibadah Jumat Agung biasanya berlangsung tanpa perjamuan kudus dan sangat hening. Di beberapa gereja Katolik, dilakukan prosesi Jalan Salib sebagai simbol penderitaan Yesus.

Simbol Kesunyian dan Penebusan

Suasana gereja biasanya sunyi, tanpa musik atau nyanyian meriah. Hal ini untuk mengajak umat merenung tentang kasih Allah dan pengorbanan Yesus Kristus bagi keselamatan dunia.

Tradisi dan Perayaan

Perayaan Good Friday berbeda-beda di berbagai tradisi Kristen. Di Gereja Katolik Roma, ibadah misa tidak dirayakan pada hari Jumat ini, namun diadakan liturgi khusus. Sejak Abad Pertengahan, hanya imam yang menerima Komuni Kudus yang telah dikonsekrasi pada Misa Kamis Putih; sejak tahun 1955, umat awam juga dapat menerima Komuni pada hari ini.