
Keterangan Gambar : foto pembangunan ibu kota nusantara (IKN)
Apa itu Faktor Migrasi?
Faktor migrasi merujuk pada alasan atau kondisi yang mendorong seseorang berpindah tempat tinggal dari satu wilayah ke wilayah lain. Migrasi dapat terjadi karena alasan ekonomi, sosial, politik, atau lingkungan. Dalam konteks Indonesia, pembangunan IKN di Kalimantan Timur menjadi magnet baru migrasi penduduk yang membawa peluang sekaligus tantangan.
Pembangunan IKN dan Kaitannya dengan Migrasi
Pemerintah Indonesia tengah gencar membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai simbol pemerataan pembangunan nasional. Namun, terdapat celah besar yang terabaikan: faktor migrasi. Perpindahan penduduk menuju kawasan IKN diprediksi meningkat tajam. Jika tidak diantisipasi dengan matang, lonjakan migrasi dapat menimbulkan ketimpangan sosial dan tekanan terhadap lingkungan serta infrastruktur
SELAIN fokus pada pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN), pemerintah juga harus menyusun strategi bagaimana mendorong orang untuk mau tinggal di sana.
Tanpa dukungan pasokan tenaga kerja dan populasi yang memadai, IKN bisa menjadi kota mati. IKN terancam hanya menjadi pusat administrasi semata, bukan motor penggerak transformasi ekonomi sebagaimana yang dicita-citakan pemerintah.
Sayangnya, kepercayaan publik terhadap prospek masa depan IKN sejauh ini masih cenderung skeptis.
Survei Indonesia Political Opinion (IPO) dan ISEAS–Yusof Ishak Institute pada 2022 menunjukkan bahwa meskipun public awareness terhadap IKN cukup tinggi, banyak yang masih meragukan kesuksesan IKN dan mempertanyakan kelayakan ekonomi, dampak sosial, dan ketahanan jangka panjang proyek tersebut.
Keraguan itu diperkuat survei Kurious–Katadata Insight Center pada 2023 yang mencatat 51,8 persen responden pesimistis IKN akan siap huni sesuai jadwal yang ditetapkan pemerintah.
Urbanisasi Terbalik yang Tidak Direncanakan
Alih-alih meredam urbanisasi di Jakarta, pembangunan IKN dapat memicu urbanisasi baru di Kalimantan Timur. Ketika fasilitas, layanan publik, dan lapangan kerja belum siap, penduduk yang datang bisa menghadapi kesulitan baru.
Faktor Pendorong Migrasi Menuju IKN
1. Peluang Ekonomi Baru
Pembangunan infrastruktur besar-besaran membuka lapangan pekerjaan yang menarik minat penduduk dari berbagai daerah.
2. Harapan Kesejahteraan
IKN dianggap sebagai masa depan Indonesia. Banyak orang berharap kehidupan di ibu kota baru akan lebih baik.
3. Dorongan Pemerintah dan Swasta
Kebijakan relokasi ASN dan investasi sektor swasta juga menjadi pemicu migrasi yang signifikan.
Dampak Migrasi yang Terabaikan
Meski migrasi bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, dampaknya terhadap masyarakat lokal sering kali luput dari perhatian.
1. Ketimpangan Sosial
Penduduk asli bisa merasa tersisih secara sosial dan ekonomi oleh pendatang baru yang lebih dominan.
2. Beban Infrastruktur
Fasilitas pendidikan, kesehatan, dan transportasi mungkin belum siap menampung ledakan populasi.
3. Kerusakan Lingkungan
Alih fungsi lahan dan eksploitasi sumber daya alam demi pembangunan dapat mengancam ekosistem lokal.
Kesimpulan
Pembangunan IKN dan celah besar yang terabaikan: faktor migrasi bukan hanya soal mobilitas penduduk, tetapi tentang bagaimana memastikan keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan kohesi masyarakat di daerah baru. Jika tidak ditangani dengan baik, migrasi bisa menjadi bom waktu yang merusak tujuan utama pembangunan IKN itu sendiri. Namun, dengan strategi yang inklusif dan perencanaan jangka panjang, migrasi bisa menjadi kekuatan transformatif bagi kemajuan bangsa.
LEAVE A REPLY